Uji Klinik Terapi Covid-19 Mendapat Lampu Hijau Menkes Terawan

satunusantaranews - Jakarta. Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Terawan Agus Putranto berikan lampu hijau kepada Persatuan Sel Punca Seluruh Indonesia (Persepsi) melalui Sejumlah dokter yang tergabung dalam Peneliti Stem Cell and Cancer Research Indonesia dengan uji klinik Terapi Covid-19, dengan menggunakan secretom untuk menanggulangi badai sitokin (Peradangan) demi mencegah kematian. 
Secretom adalah produk Stem Cell (Extra Celuler Vesicle), yang mempunyai fungsi anti radang, angiogenesis, modulasi imun, dan mengendalikan inflamasi. Uji Klinik Terapi Covid-19 yang akan dilakukan pada manusia itu, sebagaimana dijelaskan dr. Sugeng Ibrahim MBiomed selain mendapatkan sambutan sangat positif dari Menteri Kesehatan (Menkes) RI Terawan Agus Putranto, sekaligus akan mendapatkan dukungan penuh dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes. 

"Tanggapan bapak Menteri Kesehatan sangat bagus sekali. Karena Inhalasi terapi secretom langsung ke target organ paru,menghindari efek samping atau adverse event,"kata dr. Sugeng Ibrahim MBiomed di Kantor Pusat Kemenkes Jl. Rasuna Said, Jakarta.
Sugeng mengatakan secara garis besar, Menkes Terawan memberikan persetujuan Uji Klinik Penelitian Pemberian Isolate Secretome Mesenchymal Stem Sell pada penderita Covid-19 berat di sembilan (9) Rumah Sakit di Indonesia. Sedangkan riset untuk sementara ini akan dilakukan di RS Kariadi Semarang, RSPAD Gatot Subroto,RSAU  dr Esnawan Antariksa Halim,RS Bhayangkara Makasar, RS Muwardi Solo,RS Sultan Agung Semarang,Dan RS Muhamadiyah Gamping. 
"Kami melaporkan temuan kami kepada Menkes Terawan dan membuktikan bahwa badai Cytokin dapat dicegah atau ditanggulangi. Atau kematian akibat pagebluk Covid-19 dapat dicegah atau diturunkan angkanya,"imbuh pendidik dan pengajar di Unika Soegijapranata itu.

Lebih lanjut Sugeng Ibrahim menjelaskan secretom MSC mengandung IL 10 tinggi,dapat menekan badai radang,karena cytokin protein produk radang. "Atau dalam penjelasan medis IL 10 sebagai anti radang menekan CD4 dan CD 8 sebagai kemokin inflamasi. Meski tidak membunuh virus,tapi dapat menanggulangi efek berat Covid -19," jelasnya. 
Ini uji klinik, bukan uji tabung atau invitro, tekannya sembari memberikan penjelasan, secretom diterapikan secara inhalasi dengan Nebulizer ke Ventilator (terminal inspirasi) langsung ke target organ/paru . 
"Pesan Menkes Terawan, utamakan keselamatan atau kesejahteraan pasien. Do No Harm," katanya.
"Atau terkolaborasi dari peneliti sipil, Angkatan Darat(AD), Angkatan Udara (AU), dan Polri. Dengan menggunakan biaya mandiri atau iuran peneliti. Dengan menggunakan sample minimal 36 pasien. Dan Etichal Clearance telah terbit Lit 6 bulan.
"Ini adalah penelitian terapi Secretom Inhalasi pertama di dunia. Karya Anak Bangsa. Prinsipal Investigator Dr dr Agung Putra Msi Med,"pungkas dr. Sugeng Ibrahim MBiomed. (mtjbm/ foto ist)

Penulis:

Baca Juga