Umat Hindu di Bali Menjalankan Hari Suci Nyepi
satunusantaranews, Bali - Hari ini Minggu 14 Maret 2021, Umat Hindu di Bali menjalankan Hari Suci Nyepi. Tidak ada aktivitas seperti biasa dan seluruh kegiatan ditiadakan termasuk pelayanan umum. Nyepi di Bali dimulai pada pukul 06:00 wita di Hari-H hingga waktu yang sama keesokan harinya.
Nyepi berasal dari kata sepi yang artinya sunyi, senyap, lenggang dan tidak ada kegiatan. Seperti yang dikutip dari berbagai sumber juga dari laman Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Nyepi adalah hari keheningan dan mendoakan, menyerukan terwujudnya kedamaian.
Hari Raya Nyepi, merupakan salah satu hari suci bagi umat Hindu yang dirayakan pada penanggal apisan sasih kadasa sebagai bentuk penyambutan tahun baru Caka.
Saat hari H, semua umat Hindu yang merayakan harus mematuhi empat brata penyepian yaitu amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Jadi suasananya memang benar-benar sepi.
Dengan menjalankan tapa (pengekangan atau pengendalian diri) di Hari Raya Nyepi, umat Hindu diharapkan kembali kepada kesadaran untuk bertoleransi.
Kita semua tahu bahwa agama Hindu berasal dari India dengan kitab sucinya Weda. Di awal abad masehi bahkan sebelumnya, Negeri India dan wilayah sekitarnya digambarkan selalu mengalami krisis dan konflik sosial berkepanjangan.
Pergantian tarikh saka adalah hari keberhasilan kepemimpinan Raja Kaniskha I menyatukan bangsa yang tadinya bertikai dengan paham keagamaan yang saling berbeda.
Peringatan tahun Saka di Indonesia dilakukan dengan cara Nyepi (Sipeng) selama 24 jam dan ada sejumlah rangkaian acaranya antara lain : Upacara melasti, mekiyis dan melis, menghaturkan bhakti/pemujaan di Balai Agung atau Pura Desa di setiap desa pakraman setelah kembali dari mekiyis.
Selain itu ada Tawur Agung/mecaru, di setiap catus pata (perempatan) desa/pemukiman, lambang menjaga keseimbangan. Dilanjutkan pula dengan acara ngerupuk/mebuu-buu di setiap rumah tangga, guna membersihkan lingkungan dari pengaruh bhutakala.
Belakangan acara ngerupuk disertai juga dengan ogoh-ogoh (symbol bhutakala) sebagai kreativitas seni dan gelar budaya serta simbolisasi bhutakala yang akan disomyakan. (Namun terkadang sifat bhutanya masih tersisa pada orangnya).
Khusus untuk Nyepi 14 aret 2021, di saat masih berada dalam pandemi, Bali meniadakan pawai ogoh-ogoh dalam rangka tetap mentaati prorokol kesehatan dengan menghindarkanacara yang mengundang keramaian.
Dilanjutkan dengan Nyepi (Sipeng) dan melaksanakan catur brata penyepian (amati karya, amati geni, amati lelungan dan amati lelanguan).
Sehari setelah Nyepi, umat Hindu Bali menggelar upacara Ngembak Geni, memulai dengan aktivitas baru yang didahului dengan mesima krama di lingkungan keluarga, warga terdekat (tetangga) dan dalam ruang yang lebih luas diadakan acara Dharma Santi seperti saat ini.
Terkait juga dengan protokol kesehatan di masa pandemi, masyarakat Bali dianjurkan melaksanakan upacara dengan pembatasan maksimal sesuai protokol menjaga karak di masa pandemi.
seluruh rangkaian Nyepi dalam rangka memperingati pergantian tahun baru saka itu adalah sebuah dialog spiritual yang dilakukan oleh umat Hindu agar kehidupan ini selalu seimbang dan harmonis serta sejahtera dan damai.
Yang berbeda perayaan Nyepi di masa pandemi selain meniadakan pawai ogoh-ogoh, pemerintah lewat Pemprov Bali juga menerbitkan kebijakan yang disesuaikan karena pandemi belum berakhir.
Beda dengan Nyepi tahun sebelumnya, tahun ini layanan internet di beberapa lokasi termasuk di rumah dan objek objek vital tetap dihidupkan. Tujuannya adalah agar ketika terjadi situasi darurat, layanan masyarakat seperti medis dan keamanan bisa tetap diakses dengan mudah.
Sementara layanan data seluler HP sama dengan tahun sebelumnya tetap dimatikan selama 24 jam. jika warga memerlukan akses internet, warga harus tersambung pada layanan yang ada di rumah atau objek vital. Hal ini dilakukan guna mendukung pelaksanaan ibadah Nyepi.
Selain itu Radio dan IPTV diimbau tidak melakukan siaran. Hal ini dilakukan demi menciptakan situasi yang kondusif dan tenang, agar peribadatan bisa berjalan dengan optimal. Masa berlaku himbauan dan aturan ini sendiri adalah 24 jam penuh, mulai dari jam 06.00 WITA hari Minggu, hingga 06.00 WITA hari Senin besok.
Layanan transportasi tidak beroperasi secara total selama 24 jam penuh. Baik layanan penyeberangan di pelabuhan Gilimanuk, Padangbai, atau bandara Ngurah Rai, semua tidak akan bisa digunakan selama masa Nyepi berlangsung.
Kendari begitu manajemen Bandara Ngurah Rai yang menghentikan 84 penerbangan dari dan menuju Bali selama Nyepi, tetao stand by untuk mempersiapkan penerbangan darurat seperti emergency landing dan medical evacuation.
Komentar