Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp 6.070 Triliun Terpenting Pengelolaan Utang Cermat dan Hati Hati

Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp 6.070 triliun Terpenting Pengelolaan Utang Cermat dan Hati Hati
Talkshow 'Ngomongin Politik'

satunusantaranews, Jakarta - Berdasarkan data Bank Indonesia, per Juni 2020 utang luar negeri Indonesia mencapai USD 408 miilar atau setara Rp 6.070 triliun (dengan kurs per dollar sekitar Rp 14.844), demikian hal tersebut mengemuka saat Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun, Ketua Umum SOKSI Ahmadi Noor Supit, dan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo terlibat perbincangan dalam Ngobrol Asyik sampai Ngomong Politik.

Lebih lanjut Bamsoet menjelaskan bahwa utang luar negeri Indonesia Rp. 6.070 triliun bukanlah masalah, karena semua negara melakukannya. Bahkan negara sebesar Amerika dan China saja, keduanya juga memiliki utang luar negeri. Terpenting, pengelolaan utang harus dilakukan secara cermat dan hati-hati, jelasnya.

Utang luar negeri tersebut berasal dari utang pemerintah dan Bank Indonesia sebesar USD 199,286 milliar serta utang swasta sebesar USD 209,669 milliar, utang bukanlah tujuan melainkan rangkaian proses untuk menyelesaikan berbagai persoalan, ujar Bamsoet (15/10).

Ditengah pandemi Covid-19 yang membuat dunia usaha lesu, berakibat turun tajamnya pemasukan negara dari sektor perpajakan. Sementara kebutuhan anggaran penanganan Covid-19 sangat besar. Tak ada jalan lain bagi pemerintah selain menambah utang luar negeri.

Seperti diketahui, krisis ekonomi 1998 disebabkan manajemen praktek perbankan yang tak sehat. Sementara saat ini karena pandemi Covid-19. Krisis saat ini juga memberikan banyak pelajaran penting, salah satunya agar Indonesia tak lagi bergantung kepada impor. Krisis kali ini membuktikan bahwa saat terjadi kesulitan, bantuan terbesar bukan datang dari negara luar, melainkan dari saudara sebangsa sendiri, tutur Bamsoet.

Sementara itu, dengan skema defisit APBN 3%, recovery ekonomi Indonesia diprediksi terjadi pada tahun 2023 dan peluang ekonomi Indonesia dari logam rare earth atau yang dikenal dengan logam tanah jarang, yang diminati berbagai negara seperti Amerika.

Bagi Bamsoet jika dikelola dengan baik, logam rare earth atau berbagai potensi ekonomi dari sumber daya alam lainnya, bisa menambal beban utang luar negeri Indonesia. Oleh karenanya perlu BUMN dengan set mencapai Rp 8.000 triliun, bekerja maksimal agar dapat memberikan banyak deviden bagi negara. Sehingga kedepannya Indonesia tak perlu lagi tergantung pada utang luar negeri, terang Bamsoet.

Sebagai salah satu pendiri Partai Golkar, SOKSI punya tanggungjawab besar menyukseskan berbagai agenda perjuangan Partai Golkar yang kini sedang dijalankan oleh berbagai kader yang menduduki jabatan publik. Ada Pak Airlangga sebagai Menko Perekonomian, Pak Agus Gumiwang sebagai Menteri Perindustrian, Pak Zainudin Amali sebagai Menpora, Pak Azis Syamsuddin sebagai Wakil Ketua DPR RI serta saya sebagai Ketua MPR RI,” pungkas Bamsoet.

Penulis: Sri Abdini
Editor: Bambang P
Sumber: Seno

Baca Juga