Vaksin Nusantara, Imunoterapi Berbasis Sel Dendritik

satunusantaranews, Jakarta - Mantan Menteri Kesehatan (Menkes), Dokter Terawan Agus Putranto mengemukakan bahwa vaksin nusantara akan mampu menghentikan pandemi Covid-19. Pasalnya, saat ini vaksin imunoterapi berbasis sel dendritik yang dikembangkan telah mulai diakui dunia.

Hal tersebut terungkap dari sebuah jurnal kesehatan yang diterbitkan di New York Amerika Serikat. Dalam jurnal yang berjudul "Begining of the End Cancer and COVID-19' dikatakan bahwa Sel Dendritik Vaksin Imunoterapi memiliki kemampuan mengobati Covid-19.

Tak hanya itu, menurut Terawan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD),dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga sudah resmi menyatakan sepakat dan akan melanjutkan penelitian imunoterapi sel dendritik.

"Artinya apa, dunia sepakat bahwa yang akan menyelesaikan virus ini termasuk COVID-19 adalah dendritik sel vaksin imunoterapi atau vaksin nusantara," kata Terawan dalam pernyataannya (27/05).

Selain itu, Terawan juga menjelaskan tentang sejumlah perbedaan antara vaksin konvensional dan vaksin nusantara, dimana sel dendritik vaksin nusantara menurutnya lebih aman karena melakukan intervensi di luar tubuh manusia dengan melakukan rekombinan SARS CoV-2. Adapun vaksin konvensional seperti diketahui menggunakan virus corona yang sudah tidak aktif.

"Sel dendritik Sangat safety, karena kita sudah lama berkecimpung dalam pembuatan dendritik vaksin. Kita sudah mengembangkan jauh-jauh hari untuk penanganan kanker. Kita dengan dr Nyoto (Nyoto Widyo Astoro, red) telah bersama-sama mengubah antigennya, menjadi antigen artificial atau antigen rekombinan COVID-19," imbuh Terawan.

Bahkan menurutnya, vaksin nusantara ini bisa menyesuaikan diri, bahkan ketika mutasi virus terjadi. Vaksin ini bisa menyesuaikan kapan saja,mau mutasi kapan saja bisa kita sesuaikan, ujar Terawan.

"Dan vaksin dendritik ini akan bertahan berpuluh tahun dan akan awet dalam jangka panjang. Jadi harapannya tak perlu lagi ada perdebatan vaksinnya akan seperti apa. Metode dendritik ini sudah dikembangkan lama di RSPAD Gatot Soebroto sejak 2015 untuk penanganan kanker,” pungkasnya.

Penulis: Sriabdini
Editor: Bambang P

Baca Juga