Wadidaw! Transpalasi Ginjal Babi ke Manusia? Gimana Hasilnya?
satunusantaranews, Jakarta - Sebuah unggahan informasi mengenai transplantasi ginjal Babi ke tubuh manusia viral menduduki trending nomor 2 di Tiktok. Video tersebut pun menjadi perhatian warga net dan mempertanyakan halal dan haramnya ginjal tersebut.
Keterangan menyebutkan bahwa ahli bedah di New York berhasil menempelkan ginjal babi yang telah diubah secara genetik ke pasien manusia dan yang membuat mencenangkan adalah ternyata organ ginjal babi tersebut berfungsi dengan baik di dalam tubuh manusia.
Penelitian ini diprediksi mampu menghasilkan pasokan organ baru bagi pasien yang sakit parah di masa mendatang. Ahli bedah New York Langone Health dengan persetujuan keluarga menempelkan ginjal babi ke pasien mati otak yang tetap hidup dengan ventilator, kemudian menunggu respon tubuh pasien.
Operasi pertama ini benar benar mengejutkan, dalam waktu 54 jam, respon baik didapat dari penyatuan organ tersebut.
" Ini adalah terobosan dan masalah besar," ungkap Dr. Dorry Segev, Profesor bedah transplantasi di Johns Hopkins School of Medicine dikutip dalam laman NY Times.
Untuk kedua kalinya, operasi pencangkokan ginjal babi ke manusia berhasil dilakukan. Transpalasi pertama dilakukan pada seorang Wanita yang mengalami mati otak, yang sebelumya telah diizinkan oleh pihak keluarga sesaat sebelum meninggal.
Kemudian transpalasi kedua dilakukan oleh tim ahli bedah yang sama kepada individu yang baru saja dinyatakan meninggal di mana sebelumnya ia dirawat menggunakan ventilator.
Mengapa babi yang dipilih? Alasan mengapa organ babi yang dipilih untuk uji coba transplantasi itu juga terungkap. Dibandingkan dengan organ hewan primata, organ babi memiliki kelebihan untuk ditransplantasikan.
Misalnya, babi merupakan hewan yang dipelihara dengan baik untuk dikonsumsi. Selain itu, babi juga melahirkan banyak anak dalam periode kehamilan yang singkat, serta pertumbuhan pertumbuhan organ babi mirip dengan manusia.
Hanya saja, babi memiliki gen penghasil molekul gula atau alpha-gel yang dapat mengacaukan sistem kekebalan manusia yang bisa mengakibatkan organ (babi) akan ditolak oleh tubuh manusia.
Terlebih pada orang dengan alergi daging merah yang langka, molekul tersebut dapat memicu reaksi alergi yang berisiko tinggi. Para peneliti tersebut akhirnya menggunakan ginjal babi dari hasil rekayasa genetika yang tidak memiliki gen penghasil alpha-gal.
Selain itu, dalam eksperimen ini, ara ahli bedah juga mentransplantasikan timus babi yaitu organ kecil yang menghasilkan sel-sel kekebalan ke dalam tubuh pasien. Hal ini dilakukan untuk mengurangi potensi penolakan ginjal babi oleh tubuh manusia.
“Kami telah mampu mereplikasi hasil dari prosedur transformatif pertama untuk menunjukkan janji berkelanjutan bahwa organ-organ yang direkayasa secara genetik ini dapat menjadi sumber organ yang terbarukan bagi banyak orang di seluruh dunia yang menunggu 'hadiah' menyelamatkan jiwa," kata kepala ahli bedah Dr Robert Montgomery seperti dikutip dari IFL Science.
Ia juga mengungkapkan jalan yang mereka lalui ini masih panjang sebelum memulai uji coba kepada manusia. Tetapi temuan awal kami memberi kami harapan, ujarnya ... hmmm.
Komentar