Pariwisata

Wisata Kesehatan Untuk Bangkitkan Sektor Parekraf

satunusantaranews, Jakarta – Penting untuk mendorong pengembangan wisata kesehatan (wellness tourism) di Indonesia demi membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air. Demikian saat “Weekly Press Briefing” (6/9), dimana Sandiaga mengatakan pihaknya menjadikan wisata kesehatan sebagai program unggulan yang menargetkan pemberdayaan wisatawan nusantara.

 

Wisata kesehatan, lanjut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, merupakan kegiatan wisata yang mengedepankan peningkatan kesehatan dan kebugaran fisik serta pemulihan kesehatan spiritual dan mental wisatawan.

 

 

Perlu diketahui, wisatawan nusantara setiap tahunnya menghabiskan hampir 11 miliar dolar AS lebih untuk berwisata kesehatan di luar negeri. Wisata kesehatan serta wisata kebugaran dan herbal ini akan kita kembangkan karena kita mempunyai pangsa pasar yang sangat besar, tegas Sandiaga.

 

Pada tahap awal pengembangan wisata kesehatan ini, rencananya akan diterapkan di sejumlah daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Medan, dan Bali. Nanti akan diperluas ke destinasi lainnya. Kami menggandeng berbagai instansi kementerian dan lembaga maupun pihak swasta seperti rumah sakit, klinik, dan organisasi profesi seperti Perhimpunan Kedokteran Wisata Indonesia (Perkedwi) untuk mendukung wisata kesehatan di Indonesia ini, katanya.

 

Untuk menjajal kesiapan pengembangan wisata kesehatan di Indonesia, beberapa waktu yang lalu Sandiaga sempat menjalani general medical check up di Rumah Sakit Siloam Lippo Village, Tangerang, Banten. Menurutnya, Indonesia memiliki fasilitas kesehatan yang cukup lengkap dan memadai sebagai penunjang pengembangan potensi wisata kesehatan.

 

 

“Ini adalah pariwisata berbasis quality and sustainability dan kita tidak kalah dengan rumah sakit di luar negeri. Misalnya di RS Eka Hospital, untuk perawatan tulang belakang/spine, sudah menggunakan alat kedokteran buatan Jerman yang merupakan satu-satunya di Asia Tenggara,” ujar Sandiaga.

 

Selain itu, Bali juga menjadi salah satu sasaran wisatawan untuk menikmati wellness tourism dan herbal tourism. Bahkan, banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali untuk merasakan wisata berbasis wellness dan herbal tourism.

 

“Antusiasme masyarakat mengenai herbal dan wellness tourism sangat tinggi, terutama di Bali. Untuk itu SDM-nya harus kita tingkatkan melalui program reskilling dan upskilling untuk memberikan pelayanan yang berstandar lebih tinggi lagi,” ucap Sandiaga.

 

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani, menambahkan alasan pemilihan Jakarta, Medan, dan Bali sebagai daerah pengembangan wisata kesehatan untuk tahap awal dilatarbelakangi oleh jumlah ketersediaan rumah sakit yang ada di ketiga daerah tersebut.

 

 

“Selain itu, di Medan mempunyai potensi besar karena selama ini orang Medan yang ke luar negeri itu banyak sekali. Jadi kita harapkan dengan kita mempromosikan atau menyiapkan rumah sakit-rumah sakit yang ada di Medan maka kemungkinan wisatawan-wisatawan yang berasal dari Sumatra Utara dan sekitarnya berobat ke luar negeri akan semakin kecil,” jelas Rizky.

 

Selain Bali, lanjut Rizki, untuk pengembangan wellness dan herbal tourism, pihaknya juga akan mengembangkan potensi ini di Solo, Jawa Tengah. Dimana Solo juga tengah mengembangkan herbal tourism karena di Tawangmangu ada pusat kesehatan herbal milik Kementerian Kesehatan yang sangat berpotensi untuk kita dorong mengembangkan wisata herbalnya.

 

Dalam kesempatan tersebut, Menparekraf Sandiaga juga menyampaikan mengenai pengimplementasian aplikasi PeduliLindungi di semua sektor usaha parekraf. Aplikasi PeduliLindungi akan diperluas penggunaannya dari yang sebelumnya hanya di mal, diperluas ke hotel, restoran, dan cafe. Piloting akan dilakukan di empat kota, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya, ujar Sandiaga.

 

 

Rencananya, penggunaan Aplikasi PeduliLindungi akan menggunakan filtering 4 kondisi user yaitu hijau, kuning, merah, dan hitam. Adapun pengunjung diperkenankan masuk ke tempat-tempat tersebut adalah pengunjung dengan kondisi hijau dan kuning.

 

Selain itu bersama dengan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, kita akan menerbitkan surat edaran bersama mengenai imbauan untuk penggunaan aplikasi PeduliLindungi secara bertahap sesuai dengan koordinasi Kemenko Marves dan Kemenkes.

 

“Penggunaan aplikasi, termasuk untuk MICE di hotel-hotel juga akan dipertimbangkan,” tutup Sandiaga.

 

Leave a Comment
Published by
Kahfi SNN