satunusantarsnews, Jakarta – Mungkin sebagian masyarakat Indonesia tidak mengenal tanaman purun, tanaman yang dapat dijadikan cinderamata di berbagai daerah, khususnya Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah ini ternyata memiliki segudang kerajinan.
SNReaders, salah satu tanaman yang tumbuh liar di dekat air atau rawa gambut adalah purun. Tanaman ini sejenis dengan daun pandan yang hidup di sekitar rawa dan bersifat mudah terbakar jika dalam kondisi kering. Ini akibat adanya reaksi gas metan yang terkandung di dalam gambut.
Tanaman ini berwarna abu-abu hingga hijau dengan bentuk daun yang mengecil dan ujung simetris yang berwarna kemerah-merahan. Hingga saat ini, purun dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kerajinan tangan oleh kelompok perempuan di berbagai wilayah gambut, seperti di Sumatra Selatan, Jambi, Kalimantan Selatan, dan beberapa wilayah gambut lainnya.
Untuk pengolahan purun dilakukan sekelompok perempuan dengan mengambilnya di siang hari, yaitu ketika air sedang surut. Nah, biasanya kaum perempuan mengambil purun liar di sepanjang jalan dan rawa dengan menggunakan parang maupun sabit.
Setelah itu, purun pun dijemur hingga kering dan dipotong bagian pangkal dan ujungnya hingga bersih. Kemudian, purun ditumbuk dengan menggunakan kayu. Lalu diwarnai dengan cara merendamnya di dalam air mendidih yang sudah ditambahkan pewarna dari bahan getah maupun kulit buah.
Barulah seratnya dianyam dan dibentuk menjadi berbagai kerajinan tangan seperti tikar, tas, dompet, sandal, dan lain-lain. Wah terlihat simple ya SNReaders, namun pasti tak semudah yang kita bayangkan mengerjakannya.
Eits! bukan hanya menjadi anyaman saja loh SNReaders, Purun juga digunakan sebagai bahan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah di lahan gambut. Gabungan purun dengan kapur bisa menjadi menyediakan unsur hara pada tanah gambut pedalaman agar dapat diserap tanaman, terutama jagung.
Selain itu juga Purun yang tumbuh di saluran-saluran air bermanfaat untuk memperbaiki kualitas air pada musim kemarau dan menyerap zat-zat beracun yang ada di dalam air, seperti besi, timbal, dan merkuri. Kandungan air yang cukup banyak di dalam purun juga bermanfaat untuk mencegah, menanggulangi, dan meminimalkan kebakaran di lahan gambut.
Dulu, hampir seluruh lahan gambut dangkal yang basah ditumbuhi dengan purun sehingga air di lahan gambut lebih bersih. Lahannya juga terhindar dari kebakaran, dan masyarakat dapat dengan mudah memperoleh bahan dasar kerajinan purun.
Oh iya kabarnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membawa banyak produk yang mewakili Indonesia dari hasil hutan bukan kayu (HHBK) di EXPO Dubai 2020 loh . Di antaranya adalah purun danau ini. Terdapat produk yang dapat mengatasi permasalahan sampah plastik yang telah menjadi masalah di seluruh dunia.
Salah satu UMKM menggunakan tanaman purun danau sebagai alternatif produk sedotan plastik. Sedotan purun danau merupakan sedotan sekali pakai yang tidak bisa dicuci seperti sedotan dari bambu. Meskipun sekali pakai, sedotan ini tidak akan mencemari lingkungan karena dapat hancur dan terurai dengan sendirinya, bahkan hanya cukup memakan waktu satu minggu untuk terurai dengan tanah.
Leave a Comment