Tangkal Radikalisme Dengan Tingkatkan Aktualisasi Diri

Tangkal Radikalisme Dengan Tingkatkan Aktualisasi Diri
Tangkal Radikalisme Dengan Tingkatkan Aktualisasi Diri

satunusantaranews, Malang – Unisma Malang menggelar Diklat Kepemimpinan Mahasiswa dan Bakti Karya Lingkungan, Jumat (30/7) untuk menangkal radikalisme. Kegiatan yang digelar secara daring itu mengangkat tema “Aktualisasi Diri Melalui Pengembangan Leadership sebagai Generasi Saintis berbasis Aswaja yang Progesif, Dinamis dan Cinta Tanah Air”.

Dr. Arfan Kaimuddin, SH., MH. menjadi narasumber dalam acara ini. Dalam materinya ia memberikan wawasan tentang gerakan anti-radikalisme. Wawasan yang sepintas kontroversial ini sangat penting diketahui dan dideteksi oleh Mahasiswa agar tidak terjerumus ke dalamnya.

Menurutnya, aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok radikalis sesungguhnya juga didorong oleh motif ajaran serta nilai yang diyakininya. Gerakan radikalis bertujuan mendirikan sistem yang sesuai dengan nilai yang dicitakan. Yaitu sistem khilafah sebagaimana mereka pahami secara parsial oleh kelompoknya sendiri.

Dalam mengikuti acara tersebut, peserta diberi kebebasan berpartisipasi aktif. Peserta diminta untuk berdiskusi dalam bagaimana ciri-ciri radikalisme dan bagaimana mengatasinya. Hal ini setidaknya untuk memantik peserta untuk merasa terlibat dalam penanganan radikalisme dan terorisme.

Menurutnya ciri-ciri yang paling mencolok dan mudah dikenali antara lain; Berpandangan Sempit (pandangan tentang keberagaman), Fundamental, Eksklusif, Keras (tidak mau mendengarkan pendapat orang lain), dan selalu ingin mengoreksi paham orang lain.

Cara untuk mengatasi radikalisme dan intoleransi di Indonesia antara lain; masyarakat pemeluk agama di Indonesia harus kembali pada ajaran agamanya masing-masing. Maraknya persebaran paham dan ideologi radikal hari ini membuat informasi dan dan ajaran agama simpang siur di tengah-tengah masyarakat.

Mahasiswa harus menjadi penguat bangsa untuk meluruskan pemahaman agama secara benar dengan tuntunan pemuka agama (ulama) yang terpercaya keilmuannya, dan menganggap kebhinekaan itu secara positif harus diterima bahwa Bhineka Tunggal Ika adalah anugerah dari Tuhan.

Penulis: Harakatuna
Editor: Bambang

Baca Juga