Korindo Group Raih Sertifikat dalam Sewindu Berdiri, ISPO untuk Perkebunan Sawit Indonesia
satunusantaranews - Jakarta. Memasuki usia yang kedelapan (sewindu) Komite Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) sudah menerbitkan 502 sertifikat. Penerbitan sertifikat ini juga akan terus bertambah. Hal ini menjadikan ISPO, telah turut menjaga kelestarian lingkungan.
Ketua Pelaksana 3rd International Conference and Expo on Indonesian Sustainable Palm Oil (ICE-ISPO), sekaligus Ketua Pengawas Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (GAPERINDO), Gamal Nasir berharap, setiap instansi atau lembaga pemerintah bisa memiliki satu visi untuk memajukan kebijakan ISPO untuk kemajuan kelapa sawit Indonesia.
Pada kegiatan yang di selenggarakan oleh Kementerian Pertanian, adalah Sewindu ISPO: International Conference and Expo on Indonesian Sustainable Palm Oil (ICE-ISPO), Acara ini di awali dengan penyerahan sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) kepada PT. Dongin Prabawa, dan PT. Berkat Cipta Abadi, beserta 43 perusahaan perkebunan lain nya, Rabu (27/03) di Jakarta.
Melalui proses yang panjang dan sangat akurat dalam perifikasi data pelaku usaha perkebunan sawit untuk meraih sertifikat ISPO, Korindo Group melalui PT. Dongin Prabawa dan PT. Berkat Cipta Abadi, di Provinsi Papua. berhasil meraih Sertifikat ISPO, Rabu (27/3) di Jakarta ditandai dengan penyerahan sertifikat oleh perwakilan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian.
Setiap pelaku Usaha Perkebunan Sawit berhak mendapatkan Sertifikat ISPO guna kepatuhan terhadap undang-undang RI, memperbaiki tata kelola industry sawit Indonesia, menghormati HAM. Dengan demikian berdampak positif atas pertumbuhan ekonomi dan bisnis di wilayah terpencil, penyerapan tenaga kerja, pengentasan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan, pemerataan pembangunan, peningkatan kualitas SDM dan perekat Bangsa.
Sementara itu Menteri Pertanian era tahun 2000-2005, Bungaran Saragih, membenarkan bahwa Indonesia sudah sadar bahwa sustainability itu penting. Indikatornya adalah sertifikat ISPO dan dibuktikan, setiap tahunnya penerima sertifikat ini terus meningkat.
Dia juga mengakui, ada banyak macam dalam mendapatkan sertifikasi berkelanjutan. Di dunia internasional ada Rountable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Skim ini bersifat sukarela, tetapi menjadi penting. Saat ini Indonesia tercatat sebagai produsen utama minyak sawit berkelanjutan bersertifikat RSPO di dunia.
Ini menjadi cerminan bahwa kelapa sawit bisa menerapkan aspek berkelanjutan dalam proses budidaya nya. Dalam memperkuat komitmen berkelanjutan, pemerintah, kata Bungaran, berkomitmen untuk menerbitkan kebijakan ISPO.
Aturan ini merujuk regulasi UU di dalam negeri.Hasilnya, saat ini perusahaan ataupun perkebunan rakyat telah mampu melakukan sertifikasi ISPO sebagai pembuktian bahwa perkebunan yang dikelola telah menerapkan sustainability. Yang terpenting adalah Indonesia sudah bisa melakukan apa yang mereka (negara di Eropa) butuhkan atau inginkan. “Kita tidak pernah mempermasalahkan RSPO ataupun ISPO karena keduanya mengutamakan prinsip sustanability. Saya berharap, sertifikat ISPO bisa lebih maju dari RSPO, sebab yang dibawa ke international itu adalah ISPO,” tandas Bungaran.
“Sehingga sebenarnya ini kita sudah bisa memperoduksi CPO yang bersertifikat sustainable melebihi keinginan dari kebutuhan di negara Eropa yang menginginkan CPO yang sustainable. Jadi intinya, bukan masalah tidak masalah sustainability, tapi masalah persaingan,” terang Bungaran. (ray/foto ist)
Komentar