Steve Mara: Pelaku Penembak TNI segera diTangkap, Kesejahteraan Prajurit Harus Diperhatikan

satunusantaranews, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan komponen Utama Pertahanan Negara. TNI memegang peran penting didalam menjaga kedaulatan nasional. salah satu ancaman nyata yang saat ini menganggu kedaulatan Indonesia adalah keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

Kelompok ini eksis dan sering melakukan penyerangan, tidak hanya terhadap TNI dan Polri saja tetapi juga kepada masyarakat sipil, serta melakukan pengerusakan terhadap fasilitas umum yang hadir untuk memudahkan aktivitas masyarakat Papua.

Pada tanggal 6 Januari 2021, dikabarkan KKB bertanggung atas pembakaran pesawat yang dimiliki oleh MAF. Jenis pesawat yang dibakar tersebut adalah MAF PK-MAX dari Kabupaten Nabire menuju bandara Pagamba, Kabupaten Intan Jaya. MAF sendiri telah beroperasi di Papua selama 70 tahun dan telah menjadi salah satu alat transportasi yang sangat menunjang pembangunan setiap daerah di Papua.

Setelah mengklaim bertanggung jawab atas pembakaran pesawat MAF PK-MAX tersebut, tiga hari kemudian tanggal 9 Januari 2021 KKB kembali melakukan pembakaran 2 tower Base Transceiver Station (BTS) milik Telkom yaitu BTS 4 yang terletak diperbukitan Pingeli di Distrik Omukia dan BTS 5 yang terletak di wilayah Muara yang terletak di Distrik Mabuggi Kabupaten Puncak. Akibat pembakaran dua BTS tersebut, jaringan 4G Telkom Ilaga terputus serta link palapa ring Sugapa – Ilaga - Mulia Terputus dan mati total.

Untuk diketahui, salah satu BTS yang dibakar baru beroperasi pada Desember 2020 lalu. Pembangunan BTS tersebut mempermudah akses komunikasi masyarakat hampir diseluruh masyarakat kabupaten Puncak.

Aksi kejahatan KKB itupun berlanjut, dengan menembak 2 Prajurit TNI di Kabupaten Intan Jaya tanggal 22 Januari 2021. Kedua Prajurit tersebut adalah Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani.

Menurut Kronologis yang disampaikan Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, Pratu Roy Vebrianto yang ditembak secara membabi buta sesaat dirinya usai melaksanakan ibadah sholat Subuh di Pos Titigi Yonif Raider 400/BR sedangkan Pratu Dedi Hamdani ditembak saat melakukan pengejaran terhadap pelaku di Kampung Titigi Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya.

Steve Mara, salah seorang tokoh muda Papua langsung merespon perihal tersebut.

“Saya turut berduka cita yang sangat mendalam atas meninggalnya Pratu Roy dan Pratu Dedi, saya percaya kedua prajurit yang ditembak ini merupakan Prajurit terbaik yang telah melaksanakan tugas pokoknya sebagai TNI yang bertugas langsung di daerah konflik, semoga keluarga yang ditingalkan diberikan penghiburan dari Allah” kata Steve.

Ia juga berharap pelaku penembakan dan pembakaran pesawat MAF segera ditangkap diberikan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya, agar Intan Jaya segera pulih dari konflik. Karena selain TNI dan Polri yang gugur, masyarakat sipil juga banyak yang menjadi korban.

Selain menyampaikan turut berduka cita, lelaki Lulusan Pascasarjanan Universitas Pertahanan ini juga mengusulkan kepada Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, dan Udara serta KAPOLRI untuk memperhatikan kesejahteraan Prajurit yang bertugas di Papua khususnya di daerah rawan konflik.

“Ya kalau bisa kesejahteraan Prajurit TNI dan POLRI beserta anak istrinya diperhatikan lebih serius agar prajurit bisa lebih tenang dalam bertugas. Selain itu, kalau bisa prajurit diganti per 3-6 bulan agar tidak jenuh ditempat tugas” kata steve.

Lanjutnya, Kami semua mau hidup damai, tidak ada satupun yang tidak mau hidup damai. Jadi mari kita selesaikan masalah yang ada, dan saling merangkul untuk menjaga Papua secara khusus dan Indonesia secara umum untuk tetap damai.

Penulis: Sri Abdini
Editor: Bambang P

Baca Juga